Selasa, 10 Mei 2016

LOKAL Hotel and Restaurant Yogyakarta



Saya sudah lama penasaran sama hotel dan restoran satu ini, gara-gara suka melihat foto-foto di Instagram maupun di majalah yang menampilkan interiornya yang ramai dengan mural warna warni. Walaupun sering ke Yogyakarta, tapi setiap kali ke kota ini bersama keluarga kami pasti lebih sering menghabiskan waktu di acara keluarga atau mencari jajanan tradisional pinggir jalan yang enak-enak, ketimbang makan cantik di hotel. Tapi, saya yang jebolan desain ini pasti gemes penasaran dong sama arsitekturnya (dan juga makanannya). Jadi, sewaktu berkesempatan ke Jogja sendirian akhir April lalu, saya sempatkan untuk mampir ke hotel yang terletak di Jalan Jembatan Merah ini.

Hotelnya terletak di pinggir Jalan Jembatan Merah, yang untuk dapat mencapai jalan ini dapat diakses dengan menyebrangi Jembatan Merah yang legendaris itu. Tidak jauh dari jembatan tersebut, gampang kok untuk menemukan hotel ini. Gaya arsitekturnya yang modern berupa masa bangunan kotak-kotak, dengan partisi kerawang merah bata serta parkiran yang terbuka dari jalan membuat area hotel ini terlihat mencolok di lingkungan sekitarnya. Selain itu, terdapat tulisan "LOKAL" besar pada bangunan restorannya. 

Karena hari itu weekdays, jadi restorannya cenderung sepi. Sepi banget malah, cuma ada saya di ruangan non-smoking. Tapi, karena cuma ada saya, jadi servicenya bisa cepat dan cekatan. Setelah memilih pojok yang kira-kira cahayanya mumpuni untuk foto makanan, saya langsung sibuk memilih-memilih menu. Buku menunya lucu, setiap halaman di desain dengan bagus, foto-foto makanannya pun menggugah selera. Maklum, for someone who's obsessed with design like me, yes, menu design does matter. Tapi karena keburu lapar, saya agak menyesal memesan Pesto Spaghetti with Chicken Parmigiana. Ternyata belakangan baru sadar, di bagian lembar-lembar belakang buku menu ada menu-menu lain yang lebih menggugah selera. 


Setiap foto makanannya menggugah selera


Sambil menunggu makanan, saya sempatkan untuk foto-foto interiornya. Yang paling khas dari restoran ini adalah lukisan mural bertuliskan "JOGJAKARTA" pada dinding yang berhadapan dengan pintu masuk. Selain itu, lantai tegel motif kawung juga menjadi khas interiornya. Selain di aplikasikan pada lantai, motif kawung juga banyak di aplikasikan pada mural. Pada bagian plafon smoking room-nya terdapat membran kain yang menggantung cantik, dan di ujung ruangan terdapat mural motif kawung, sama seperti motif lantai tegel yang digunakan. 


Mural JOGJAKARTA yang terkenal itu


Tegel motif kawung yang menjadi khas interior resto

Pojok smoking room


Pojok taman restoran


Akhirnya pesanan saya, Spaghetti Pesto with Chicken Parmigiana, dan juga Shrimp Canape datang. Oiya, harga di restoran lokal ini menurut saya terjangkau. Sepiring pasta dan ayam yang diselimuti keju parmesan meleleh yang saya pesan ini harganya hanya 45.000 rupiah saja, dan untuk pilihan menu starternya berkisar antara 22.000-30.000. Untuk standar anak Jakarta yang suka makan di Senayan atau Pondok Indah, harga makanan di LOKAL cenderung bersahabat sama dompet. Mungkin juga karena semua bahan makanan di restoran ini adalah produk lokal, jadi harganya bisa ditekan dan sesuai dengan kantong pelajar-pelajar muda Yogyakarta. Tidak hanya bahan makanannya yang lokal, tapi juga furniture-furniturenya dan tenaga kerjanya. Sesuai dengan nama mereka. 

Untuk saya memang terasa bahwa bahan-bahan makanan yang digunakan merupakan produk lokal. Jadi saya rasa, harganya reasonable dengan kualitasnya. Spaghetti pesto yang saya pesan, bumbu dan minyaknya kurang banyak, atau karena saya memang senangnya yang oily dan spicy hahaha. Canape-nya not bad, berupa udang di atas potongan tipis kentang lokal goreng. After all, dengan harga segitu, nothing special, but not bad either. Atau mungkin karena saya salah memesan menu Italy, bukan menu-menu lokal seperti nasi goreng atau nasi gudeg yang dipercantik oleh sang chef restoran. Tapi, saya akui, untuk presentasi makanan, restoran ini jempolan ! Produk-produk makanan lokal sederhana bisa disajikan dengan sangat cantik di atas piring, lengkap dengan garnish-nya. 


Spaghetti Pesto with Chicken Parmigiana


Shrim Canape


Sayang seribu sayang, sewaktu saya ingin lihat-lihat hotel, ternyata semua kamar hotel sedang penuh sehingga tidak ada yang bisa dimasuki. Saya bahkan ngga diizinkan untuk ke lorong kamar hotelnya. Saya cuma bisa memotret hingga kolam renang. Walaupun begitu, saya berhasil menggambil gambar bagian resepsionis, lobby kecil dan juga meja kerja publik yang terletak di pinggir kolam renang.


Meja kerja publik untuk kerja santai di pinggir kolam


Bagian Lobby


Resepsionis


Kolam Renang


Lorong menuju entrance hotel

Somehow, walaupun belum sempat melihat kamar hotelnya, saya udah nggak penasaran lagi dengan hotel ini. Setiap sudut rasanya fotogenik dan instaworthy, terutama bagian dengan mural-mural motif kawung. Kesimpulannya, tempat ini jempolan dari segi desain. Setiap sisi dan aspek di rancang dengan baik secara visual, baik arsitektur dan makanannya. Mungkin, kalau suatu hari nanti butuh cari tempat buat killing time di Yogyakarta, saya akan kesini untuk coba menu lainnya, atau mungkin akan coba menginap. See ya !


1 komentar

  1. Ini restoran yang jadi TKPnya Cinta bilang bahwa Rangga itu jahat bukan sih? Hahaha

    BalasHapus

© Anindya Fathia
Maira Gall